Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun
terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu,
dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal,
diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi.
Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan
komunikasi nonverbal disalahartikan atau disalahtafsirkan. Karena itu, penting
bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi
nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena
banyak dipergunakan dalam menampilkan dan menjaga citra seseorang. Dalam
pemilihan kepala daerah misalnya, seorang kandidat diharapkan tampil dalam
gambaran sosok tertentu yang sesuai dengan harapan masyarakat di daerah
tersebut. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang dosen dapat menjelaskan
materi pembelajarannya dengan komunikasi nonverbal. Selain itu, dalam contoh
yang lain drama yang kita saksikan pun dapat lebih dipahami maksudnya dengan
komunikasi nonverbal yang ditunjukkan pemeran dalam drama tersebut.
Dalam daftar istilah Cultural and Communication Studies, Sebuah Pengantar Paling Komperehensif dinyatakan, komunikasi nonverbal adalah “semua ekspresi eksternalselain kata-kata terucap atau tertulis (spoken and written word), termasuk gerak tubuh, karakteristik penampilan, karakteristik suara, dan penggunaan ruang dan jarak (Fiska, 2004:281). Sedangkan Harris (1990:7) menyebutkan komunikasi nonverbal diacukan pada bahasa tubuh, seperti gerak-gerik tubuh.
Adapun Jandt (1998:99) melihat komunikasi nonverbal secara sempit dan luas. Secara sempit, komunikasi nonverbal sebagai “penggunaan secara intensional seperti dalam penggunaan simbol nonlisan untuk mengomunikasikan pesan tertentu”. Sedangkan secara luas, komunikasi nonverbal mengacu pada unsur-unsur lingkungan yang dipergunakan manusia dalam berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung.
Gambar 1. Komunikasi nonverbal dengan gerak-gerik tubuh |
Dalam komunikasi nonverbal, ada bagian-bagian yang universal yang berlaku di mana pun di seluruh dunia seperti senyuman dan tangisan. Namun, ada juga tang sangat terikat pada lokalitas atau tempat, seperti anggukan kepala dan gelengan kepala. Ada juga yang terikat pada waktu sehingga hanya dikenali pada jamannya saja, seperti membentuk handset telepon dengan menggunakan jempol dan kelingking untuk meminta ditelepon, yang tentu saja pada jaman sebelum ada telepon ungkapan nonverbal tersebut belum dikenali.
Fungsi Komunikasi Nonverbal
Jandt
(1998:100-101) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi nonverbal dalam
komunikasi manusia, yaitu:
- Menggantikan pesan lisan,
- Menyampaikan pesan-pesan yang tak enak disampaikan secara lisan,
- Membentuk kesan yang mengarahkan komunikasi,
- Memperjelas relasi,
- Mengatur interaksi, dan
- Memperkuat dan memodifikasi pesan-pesan verbal.
Sedangkan
Wood (1994:152-155) menyebut ada 3 (tiga) fungsi komunikasi nonverbal, yaitu:
- Melengkapi komunikasi verbal,
- Mengatur interaksi, dan
- Membangun relasi tingkatan makna, yang pada dasarnya terdiri dari tiga dimensi-dimensi primer relasi tingkat makna, yakni responsivitas, menunjukkan suka-tidak suka dan kekuasaan atau kontrol.
Jenis-Jenis Komunikasi Nonverbal
Jenis-jenis
komunikasi nonverbal berikut dapat menunjukkan bidang luas komunikasi nonverbal
dalam tindakan komunikasi manusia. Jandt (1998:104-116) memaparkan 9 (sembilan)
jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut:
- Proxemics (Kedekatan). Istilah ini berasal dari Edward Hall yang mengembilnya dari kata proximity (kedekatan) untuk menunjukkan adanya ruang atau teritorial baku dan ruang personal yang kita gunakan dalam berkomunikasi. Dengan proxemics ini kita membangun jarak antara kita dan lawan komunikasi kita. Makin dekat jaraknya makin menunjukkan keakraban dan makin jauh makin formal suasana komunikasinya. Bandingkanlah jarak yang terbangun saat berkomunikasi dengan ayah-ibu dan saat berkomunikasi dengan guru atau atasan.
- Kinesics (Kineskik). Istilah ini digunakan untuk menunjukkan gerak-gerik atau sikap tubuh (gesture), gerak tubuh (body movement), ekspresi wajah, dan kontak mata.
- Chronemics (Kronemik). Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang memandang waktu itu berjalan linear atau mengikuti garis lurus yang bergerak dari titik awal menuju titik akhir. Ada juga yang memandang waktu itu siklikal, artinya berputar untuk kembali pada titik awal. Kronemik ini akan tercermin dalam cara kita menepati waktu bila berjanji. Orang yang terbiasa dengan "jam karet" tentulah orang yang secara kronemis siklikal, sedangkan orang yang terbiasa tepat waktu adalah orang yang memendang waktu berjalan linear.
- Paralanguange (Parabahasa). Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur nonverbal suara dalam percakapan verbal. Parabahasa ini meliputi karakter vokal seperti bicara yang disertai senyum dan sedu sedan, sifat vokal seperti keras-pelan atau tinggi-rendah, dan segregasi vokal seperti mengucapkan emmmhhh. Kita bisa tahu seseorang sedang sedih karena berbicara dengan tersedu-sedu, kita pun bisa tahu seseorang sedang gembira karena berbicara dengan terseyum. Orang yang marah pun menunjukkan komunikasi nonverbal dengan berbicara menggunakan nada keras dan tinggi.
- Kebisuan. Istilah ini dipandang membingungkan, karena membisu dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya dalam kebisuan orang mengomunikasikan sesuatu. Kebisuan bisa mengomunikasikan persetujuan, apatis, terpesona, bingung, termenung, tidak setuju, malu, menyesal, sedih, tertekan, dan seterusnya. Oleh karena itu, kebisuan merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal.
- Haptics. Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam berkomunikasi. Sentuhan tangan di pundak, atau elusan tangan pada lawan komunikasi dapat menyampaikan pesan tertentu. Seorang ibu misalnya, mengusap-usap kepala anaknya saat memberikan nasihat pada anaknya.
- Tampilan fisik dan busana. Istilah ini menunjukkan pesan nonverbal berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan. Orang yang ingin menunjukkan dirinya berstatus ekonomi tertentu menggunakan perhiasan misalnya emas atau berlian yang berukuran lebih besar daripada orang sekitar pada umumnya.
- Olfactics. Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman. Bukan hanya wangi parfum tapi juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi.
- Oculesics. Istilah ini menunjukkan pesan yang disampaikan melalui mata. Mata yang membelalak atau melotot menyatakan sesuatu pada lawan bicara.
Gambar 2. Ekspresi wajah sebagai salah satu pesan nonverbal. |
Komunikasi nonverbal dalam komunikasi antar pribadi sungguh penting. Mengingat bahwa dampak komunikasi itu 55% di antaranya berasal dari pesan-pesan nonverbal. Dalam komunikasi antarpribadi, bobot pesan nonverbal selalu lebih banyak dibandingkan dengan pesan verbal.
Kita bisa membayangkan bagaimana jadinya Charlie Chaplin pada jaman film bisu atau Mr. Bean dalam film komedinya bila tidak menggunakan pesan nonverbal. Tanpa ada pesan nonverbal, kita akan merasa komunikasi berlangsung hambar dan dingin. Tanpa ada pesan nonverbal, kita akan merasa kesulitan dalam menyampaikan pesan karena pemahaman lawan bicara kita akan lebih terbatas tanpa disertai komunikasi nonverbal.
_________________________________________________________________________
Sumber: Buku Materi Pokok SKOM 4313 Komunikasi Antarpribadi. 2017. Universitas Terbuka.
Komentar
Posting Komentar