Setidaknya ada empat kesalahpahaman
tentang ilmu pengetahuan yang perlu kita ketahui. Kesalahpahaman tersebut antara
lain:
Pertama, ada anggapan bahwa tujuan
sains adalah mengumpulkan (mengakumulasi) fakta. Ini anggapan yang salah. Fakta
memang “bahan baku sains yang paling esensial”. Tapi, fakta saja tanpa
pengorganisasian fakta-fakta yang baik dan benar adalah sia-sia. Misalnya kita
mempunya pendapatan per kapita per tahun di negara A adalah $2580. Fakta ini
tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dihubungkan dengan fakta-fakta lain,
misalnya harga makanan pokok, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan biaya
perumahan. Fakta yang hanya dikumpulkan, berapa pun banyaknya hanya akan menjadi
data mati.
Kedua, sains tidak pernah mampu
menjelaskan kejadian atau gejala alam secara utuh dan menyeluruh. Ini
sesungguhnya suatu kebenaran, tetapi memang demikianlah kenyataan keterbatasan
sains. Dikatakan, penemuan baru dalam sains selalu menimbulkan pertanyaan baru
yang menuntut jawaban baru. Hal ini seolah seperti siklus yang berputar
terus-menerus. Inilah realita dalam sains. Dikatakan pula, hasil kerja seorang
ilmuwan ibaratnya hanya sekadar sebatang lilin yang menerangi misteri alam
semesta. Semakin banyak lilin seiring banyaknya ilmuwan. Tapi misteri alam
semesta yang belum terungkap selalu masih jauh lebih luas.
Karena itulah, menjadi tidak realistis apabila seorang ilmuwan berusaha menemukan suaru “produk” ilmu pengetahuan dalam “sekali mendayung”. Itu akan menjadi proses yang panjang dan berkesinambungan.
Gambar Ilustrasi
Ketiga, kebenaran ilmu pengetahuan
dianggap (atau diharapkan) absolute dan abadi. Ini tidak benar. Para ilmuwan sadar,
ini tidak benar. Kebenaran dalam sains selalu siap diuji, dipertanyakan,
direvisi atau ditukar sama sekali dengan kebenaran yang baru.
Seorang ilmuwan paling jauh hanya dapat berkata, “inilah penemuan saya, Anda boleh menguji kebenarannya. Jika benar, maka itu baik. Jika terbukti salah, saya siap merevisi temuan saya itu.” Sebatas itu saja.
Keempat, sains harus mempunyai
manfaat praktis. Ini tidaklah benar. Ketika suatu saat seseorang bertanya
kepada Sir Isaac Newton, apakah kegunaan praktis dari temuannya dalam bidang
cahaya? (Newton suatu saat berhasil menguraikan sifat cahaya dengan
memanfaatkan sebuah prisma kaca), Newton menjawab bahwa bukan urusan dia apakah
penemuannya dapat memberikan manfaat praktis atau tidak. Tugas ilmuwan adalah mencari
ilmu pengetahuan dan menjelaskan fenomena alam . Ilmu pengetahuan (sains) tidak
sama dengan teknologi, sebab teknologi memiliki tujuan mencari alternatif praktis
terhadap berbagai permasalahan manusia. Karena itulah sains bersifat netral
(value free). Tetapi teknologi tidak boleh netral karena dalam kenyataannya ia
harus mempertimbangkan berbagai nilai yang dianut oleh masyarakat.
Sumber: Buku Materi Pokok ISIP 4216 Metode Penelitian Sosial
Komentar
Posting Komentar