Langsung ke konten utama

Dampak Kekuasaan Sosial

Oleh: Umi Muthiah Syahirah
Mata Kuliah: Psikologi Komunikasi


Sebelum membahas lebih jauh mengenai dampak kekuasaan sosial, perlu diketahui bahwa studi mengenai konformitas dan kepatuhan ini tidak hanya berbeda dalam susunannya, tetapi berbeda dari tekanan yang muncul yang mengharuskan diri untuk menyesuaikan. Yang demikianlah yang disebut kekuasaan (power). Power yang dimaksud dalam lingkup sosial didefinisikan sebagai kekuatan dari pemberi pengaruh yang digunakan untuk memberikan perubahan sikap dan perilaku seseorang.

Bertram Raven dan kawan-kawan mengidentifikasi beberapa tipe power; yaitu:
  1. Reward power: yaitu kekuasaan imbalan yang bergantung peda kepemilikan kekayaan;
  2. Coercive power: yaitu kekuasaan untuk menghukum;
  3. Legitimate power: yaitu kekuasaan yang wewenangnya disebabkan status atau kedudukan sosial; 
  4. Referent power: yaitu kekuasaan untuk memberikan pengaruh atas dasar rujukan;
  5. Expert power: yaitu kekuasaan atas dasar keyakinan bahwa ilmu pengetahuan yang dimilikinya tinggi atau dipercaya cukup ahli dalam hal tersebut; dan
  6. Informational power; yaitu kekuasaan yang berdasar pada informasi yang dimiliki.
Power tidak hanya berdampak pada sasaran dari pengaruh sosial (yang relatif tidak berdaya), tetapi juga berdampak pada si pemberi pengaruh, yang mempunyai power.
  • Dampak terhadap yang tidak memiliki kekuasaan/tidak berdaya (powerless). Seseorang yang secara teratur dipengaruhi untuk berperilaku seperti yang diinginkan hanya akan menghasilkan compliance. Akan tetapi, penelitian menyebutkan bahwa program ketaatan perilaku, waktu demi waktu, dapat menghasilkan acceptance. Pengaruh power terhadap orang-orang yang powerless ini dapat sangat efektif meski pada awalnya menghadapi perlawanan, kerjasama semu atau kepura-puraan. Pengaruh lainnya yang mungkin akan muncul adalah sasaran dapat kehilangan rasa kemampuan dirinya, disebut dengan learned-helplessness (ketidakberdayaan yang dipelajari), yang juga dikatkan dengan kesehatan yang buruk, rendahnya self-esteem, dan keengganan untuk berubah atau lepas dari kondisi yang sulit.
  • Dampak terhadap yang mempunyai kekuasaan (powerfull) adalah korupsi kekuasaan. Dalam hal ini bahwa si pemberi pengaruh mengontrol dan merendahkan sasaran (pihak yang powerless), dan perasaan berkuasa menjadi hal yang penting bagi self-esteem si pemberi pengaruh. Proses dan kecenderungan ini dapat menjadi suatu candu dan kebiasaan yang merusak.

Bandingkanlah dengan lingkungan tempat Anda berada sekarang..
Dampak kekuasaan sosial yang manakah yang mendominasi?


Sumber: Buku Materi Pokok SKOM 4317 Psikologi Komunikasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Antar Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi heterofilus (heterophilus communication ) yang wajar terjadi di era globalisasi seperti saat ini. Komunikasi heterofilus merupakan proses komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan satu sama lain. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) merupakan kajian komunikasi yang berfokus pada praktik komunikasi interpersonal yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan latar belakang kultural. Unit analisis yang ada dalam kajian ini adalah relasi dan praktik komunikasi interpersonal di antara mereka. Bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya antara lain komunikasi antara suku bangsa yang berbeda, kelompok agama yang berbeda, negara-negara yang berbeda, subkultur yang berbeda, serta jenis kelamin yang berbeda. Contoh komunikasi antarbudaya: Komunikasi antara orang Jawa dan orang Batak; Komunikasi antara pemeluk agama Islam dan pemeluk agama

Komunikasi Nonverbal dalam Komunikasi Antarpribadi

Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalahartikan atau disalahtafsirkan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan dan menjaga citra seseorang. Dalam pemilihan kepala daerah misalnya, seorang kandidat diharapkan tampil dalam gambaran sosok tertentu yang sesuai dengan harapan masyarakat di daerah tersebut. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang dosen dapat menjelaskan materi pembelajarannya dengan komunikasi nonverbal. Sel

Evaluasi Program Hubungan Masyarakat

Oleh: Umi Muthiah Syahirah Mata Kuliah: Hubungan Masyarakat Evaluasi program humas (hubungan masyarakat) bagi humas sendiri bermanfaat untuk menghindari kesalahan berulang-ulang, pekerjaan lebih terkonsentrasi, penentuan estimasi biaya atau pun sumber daya manusia, serta waktu lebih efisien. Manfaat evaluasi bagi program humas menurut Gregory (2001) sebagai berikut a. Memfokuskan usaha Jika kita tahu bahwa pengukuran akan dilakukan berdasarkan jumlah target yang disetujui, kita akan memfokuskan diri pada hal-hal yang penting dan meletakkan hal-hal sekunder dalam pengawasan. b. Menunjukkan keefektifan Jika berhasil mencapai apa yang telah ditetapkan, tidak ada seorang pun yang dapat menariknya kembali. Dengan demikian, kita bias menunjukkan nilai kita. c. Memastikan efesiensi biaya Karena kita berkonsentrasi pada hal-hal yang menjadi prioritas,kita akan menggunakan anggaran dan waktu (yang juga berarti uang) untuk hal-hal yang berarti dan memberikan hasil yang bagus.