Langsung ke konten utama

Inovasi dan Kreativitas

Berkembanglah dengan Inovasi

Oleh: Umi Muthiah Syahirah
Mata kuliah: Asas-Asas Manajemen


Di samping melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, dan pengawasan maka seorang manajer juga dituntut untuk dapat melaksanakan fungsi lain yaitu fungsi inovasi (innovation). Menurut Peter Ducker dalam memimpin suatu bisnis (business) seorang manajer tidak dapat hanya mengerjakan pekerjaan-perkerjaan administratif atau pengambilan keputusan saja (decision making), tetapi ia juga harus mengerjakan pekerjan yang lebih kreatif. 

Bila hanya berfokus pada tugas umum, maka perusahaan dimana ia berada hanya akan terus berada dalam keadaan statis. Dampak jangka panjang yang mungkin muncul adalah kemunduran potensi perusahaan hingga hilangnya kemampuan berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Sehubungan dengan itulah, fungsi inovasi juga perlu dimasukkan dalam fungsi manajemen.

Adapun dalam buku Ernest Dale, yaitu  Management Theory and Practice, disebutkan beberapa proses kreativitas yang dapat dilakukan oleh seorang manajer untuk mengembangkan suatu kreativitas yang ada dalam organisasinya (termasuk dalam bentuk perusahaan). Proses kreativitas tersebut adalah:
  1. menggali  kreativitas yang tersembunyi (kreativitas laten) yang dianggap dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda;
  2. mengidentifikasikan orang-orang yang secara alamiah memiliki kreativitas yang tinggi;
  3. mengembangkan dan menciptakan suatu suasana yang dapat lebih mendorong timbulnya kreativitas.
Namun demikian, inovasi sering menjadi proses lambat yang cenderung menjemukan. Oleh karena itu,  dalam salah satu tahap penting terbentuknya inovasi, pemilihan ide merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. 

Berikut George R Terry menentukan beberapa poin yang perlu diperhatikan:
  1. Apakah ide-ide tersebut sudah dibuat secara terperinci dan lengkap?
  2. Tuliskan keuntungan-keuntungan yang mungkin dicapai dengan penggunaan ide baru tersebut.
  3. Buatlah ide baru tersebut mudah dimengerti dan dipahami oleh semua orang.
  4. Bicarakan ide baru tersebut dengan beberapa orang untuk melihat kemungkinan terdapatnya kelemahan-kelemahan yang membutuhkan perbaikan.
  5. Sajikan rencana ide yang sudah diperbaharui tersebut pada saat yang tepat.
Kemudian percaya dirilah...
Terima kasih..


Sumber: Buku Materi Pokok UT ISIP 4111 Asas-Asas Manajemen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Antar Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi heterofilus (heterophilus communication ) yang wajar terjadi di era globalisasi seperti saat ini. Komunikasi heterofilus merupakan proses komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan satu sama lain. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) merupakan kajian komunikasi yang berfokus pada praktik komunikasi interpersonal yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan latar belakang kultural. Unit analisis yang ada dalam kajian ini adalah relasi dan praktik komunikasi interpersonal di antara mereka. Bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya antara lain komunikasi antara suku bangsa yang berbeda, kelompok agama yang berbeda, negara-negara yang berbeda, subkultur yang berbeda, serta jenis kelamin yang berbeda. Contoh komunikasi antarbudaya: Komunikasi antara orang Jawa dan orang Batak; Komunikasi antara pemeluk agama Islam dan pemeluk agama

Komunikasi Nonverbal dalam Komunikasi Antarpribadi

Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalahartikan atau disalahtafsirkan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan dan menjaga citra seseorang. Dalam pemilihan kepala daerah misalnya, seorang kandidat diharapkan tampil dalam gambaran sosok tertentu yang sesuai dengan harapan masyarakat di daerah tersebut. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang dosen dapat menjelaskan materi pembelajarannya dengan komunikasi nonverbal. Sel

Evaluasi Program Hubungan Masyarakat

Oleh: Umi Muthiah Syahirah Mata Kuliah: Hubungan Masyarakat Evaluasi program humas (hubungan masyarakat) bagi humas sendiri bermanfaat untuk menghindari kesalahan berulang-ulang, pekerjaan lebih terkonsentrasi, penentuan estimasi biaya atau pun sumber daya manusia, serta waktu lebih efisien. Manfaat evaluasi bagi program humas menurut Gregory (2001) sebagai berikut a. Memfokuskan usaha Jika kita tahu bahwa pengukuran akan dilakukan berdasarkan jumlah target yang disetujui, kita akan memfokuskan diri pada hal-hal yang penting dan meletakkan hal-hal sekunder dalam pengawasan. b. Menunjukkan keefektifan Jika berhasil mencapai apa yang telah ditetapkan, tidak ada seorang pun yang dapat menariknya kembali. Dengan demikian, kita bias menunjukkan nilai kita. c. Memastikan efesiensi biaya Karena kita berkonsentrasi pada hal-hal yang menjadi prioritas,kita akan menggunakan anggaran dan waktu (yang juga berarti uang) untuk hal-hal yang berarti dan memberikan hasil yang bagus.