Langsung ke konten utama

Pengertian Institusi


Pengertian dan Gambaran Institusi dalam Tatanan Sosial

Oleh: Umi Muthiah Syahirah
Mata Kuliah: Pengantar Sosiologi




Tatanan sosial adalah suatu lingkungan sosial dimana individu-individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Institusi sosial adalah elemen dalam tatanan sosial. Institusi sosial diartikan sebagai norma-norma, aturan-aturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan di sekitar kebutuhan-kebutuhan pokok yang terkait pengalaman masyarakat.


Berdasarkan fungsinya, institusi sosial terbagi menjadi:

  • Kinship/domestic institution, 
  • economic institution, 
  • educational institution, 
  • scientific institution, 
  • aesthetic/recreational institution, 
  • religious institution, 
  • political institution, 
  • somatic institution, 
  • family institution, 
  • police institution, etc. 

Untuk gambaran lebih jelas mengenai kesinambungan beberapa institusi saya merekomendasikan teman-teman untuk menonton paparan dalam video youtube https://www.youtube.com/watch?v=dBPWLjkKPfw.

Video tersebut menceritakan bahwa Institutions are structures of society that fulfill the needs of the society. Not only are they essential to the society's needs, they also help to build the society itself (Institusi adalah struktur sosial yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya kebutuhan dasar masyarakat mereka, mereka juga membatu membangun masyarakat itu sendiri). Adapun antara satu institusi dengan institusi lain memiliki kesinambungan. 


Kesinambungann yang dimaksud adalah bahwa agar suatu institusi berjalan, anggaplah institusi kepolisian (police institution) dan institusi pendidikan (educational institution), institusi tersebut akan memerlukan individu-individu yaitu generasi penerus yang bertugas melanjutkan jalannya institusi. Generasi penerus tersebut dibutuhkan dari institusi keluarga (family institution) yang menghasilkan individu-individu baru. Individu-Individu baru tersebut memerlukan proses pembelajaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan transmisi pengetahuan dan mempersiapkan individu memperoleh pekerjaan, termasuk polisi. Demikianlah gambaran umumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Antar Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi heterofilus (heterophilus communication ) yang wajar terjadi di era globalisasi seperti saat ini. Komunikasi heterofilus merupakan proses komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan satu sama lain. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) merupakan kajian komunikasi yang berfokus pada praktik komunikasi interpersonal yang terjadi di antara individu-individu yang memiliki perbedaan latar belakang kultural. Unit analisis yang ada dalam kajian ini adalah relasi dan praktik komunikasi interpersonal di antara mereka. Bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya antara lain komunikasi antara suku bangsa yang berbeda, kelompok agama yang berbeda, negara-negara yang berbeda, subkultur yang berbeda, serta jenis kelamin yang berbeda. Contoh komunikasi antarbudaya: Komunikasi antara orang Jawa dan orang Batak; Komunikasi antara pemeluk agama Islam dan pemeluk agama

Komunikasi Nonverbal dalam Komunikasi Antarpribadi

Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalahartikan atau disalahtafsirkan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam komunikasi sehari-hari. Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan dan menjaga citra seseorang. Dalam pemilihan kepala daerah misalnya, seorang kandidat diharapkan tampil dalam gambaran sosok tertentu yang sesuai dengan harapan masyarakat di daerah tersebut. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang dosen dapat menjelaskan materi pembelajarannya dengan komunikasi nonverbal. Sel

Evaluasi Program Hubungan Masyarakat

Oleh: Umi Muthiah Syahirah Mata Kuliah: Hubungan Masyarakat Evaluasi program humas (hubungan masyarakat) bagi humas sendiri bermanfaat untuk menghindari kesalahan berulang-ulang, pekerjaan lebih terkonsentrasi, penentuan estimasi biaya atau pun sumber daya manusia, serta waktu lebih efisien. Manfaat evaluasi bagi program humas menurut Gregory (2001) sebagai berikut a. Memfokuskan usaha Jika kita tahu bahwa pengukuran akan dilakukan berdasarkan jumlah target yang disetujui, kita akan memfokuskan diri pada hal-hal yang penting dan meletakkan hal-hal sekunder dalam pengawasan. b. Menunjukkan keefektifan Jika berhasil mencapai apa yang telah ditetapkan, tidak ada seorang pun yang dapat menariknya kembali. Dengan demikian, kita bias menunjukkan nilai kita. c. Memastikan efesiensi biaya Karena kita berkonsentrasi pada hal-hal yang menjadi prioritas,kita akan menggunakan anggaran dan waktu (yang juga berarti uang) untuk hal-hal yang berarti dan memberikan hasil yang bagus.