Gambar 1. Indonesia Negara Maritim. Sumber: smarttrip.ru |
Pemanfaatan hutan secara tidak lestari, sebagaimana digambarkan oleh pakar ekonomi lingkungan Jose I. Dos dan R. Furtado merupakan ancaman yang dapat melenyapkan persediaan modal alam. Pada gilirannya kemudian merembet dengan merusak berbagai fungsi ekologis dan jasa penting yang disediakan oleh hutan. Di Indonesia sendiri, areal hutan semakin menipis karena pemanfaatan hutan secara berlebihan demi kelancaran pembangunan negara ini yang sebenarnya menimbulkan dampak kerusakan yang serius.
Efek pemanasan global yang kian terasa memanaskan negeri ini diakibatkan menipisnya hutan-hutan yang seharusnya dapat melindungi. Akan tetapi, berbagai keuntungan yang dimiliki Indonesia justru membuat oknum-oknum tak bertanggung jawab perlahan tapi pasti merusak alam Indonesia. Perusakan yang dilalukan seringkali “dilegalkan” dengan dalih mata uang dan bertahan hidup. Ironis namun keadaan yang ada sudah demikian. Selain itu, Indonesia diyakini bakal menghadapi lebih dari 300 gelombang panas setiap tahun.
Nasib serupa akan dialami Filipina, Brazil, Venezuela, Sri Lanka, India, Australia dan Nigeria. "Dengan temperatur dan kelembapan yang tinggi, hanya butuh sedikit pemanasan untuk mengubah cuaca menjadi mematikan," kata Camilo Mora, Guru Besar Biologi di Universitas Hawaii.
Gambar 2. Illegal Logging. Sumber: img.antaranews.com |
Letak geografis Indonesia menjadikannya semakin rawan terhadap berbagai bencana alam yang terjadi karena perubahan iklim. Hal ini sudah seharusnya menjadi pokok penting permasalahan yang memerlukan penanganan serius. Jangan justru ketika akhirnya alam mulai marah, tidak terima, dan balas mengamuk pada kita. Wajah kita justru memelas minta dikasihani seolah kemarin bukan kita yang merusak pondasi alam yang menjaga kita. Longsor, banjir, erosi yang menelan korban jiwa dan harta pun tak terelakkan.
Semakin banyaknya alarm yang alam berikan, semakin harusnya kita sadari, banyak dari kita yang ternyata lupa bahwa oksigen yang kita hirup berasal dari paru-paru hutan. Ya, paru-paru hutan yang kita tebangi dengan membabi buta dan kita racuni dengan polusi yang tidak putus-putus. Sekali lagi dengan dalih kemajuan dunia. Adapun menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2012, Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa, merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap ancaman dan dampak dari perubahan iklim.
Gambar 3. Longsor. Sumber: wscdn.bbc.co.uk |
Salah satu alarm yang diberikan oleh alam kembali terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir November 2017. Sebut saja cuaca ekstrem yang telah menyebabkan banjir, longsor, dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Ribuan rumah, ribuan hektar lahan pertanian, dan fasilitas publik ppun terendam banjir. Dampak siklon tropis Cempaka yang terjadi di sebagian pulau Jawa diperkirakan berakhir 2 Desember 2017 ini. Sementara diketahui ada 19 orang meninngal menjadi korban keganasan badai ini dan kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan triliunan rupiah.
Dalam menghadapai bencana alam yang terjadi, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Joni Hermana mengatakan, kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai bencana tergolong masih sangat rendah, sehingga edukasi mengenai bencana harus lebih banyak dilakukan mulai saat ini.
“Sangat kurang ya, jadi perlu proses pendidikan yang besar untuk masyarakat supaya mereka memahami bahwa bukan bencananya yang berbahaya, tetapi sikap kita terhadap bencana yang menyebabkan berbahaya, misalnya sudah tahu itu daerah yang rawan tapi kita kok kita tinggal disitu. Nah, hal-hal yang sifatnya seperti itu yang perlu edukasi,” kata Joni Hermana.
Lalu kini, bagaimana cara kita bersikap. Jangan salahkan alam yang menggulung. Telusurilah bagaimana alamnya diperlakukan. Kini, ketika mulai timbul benih-benih bencana atas kecerobohan terencana yang kita perbuat. Mengapa justru terkaget-kaget? Pesan sederhana namun dapat berdampak luas. Harusnya kita peka. Kita harus melakukan perubahan, memperbaiki yang masih bisa diperbaiki, sebelum benar-benar terlambat.
Sumber:
Ika Marieska M. Tanro. Universitas Hasanuddin. 2015
Zika Zakiya by National Geographic News, BNPB, IUWASH
http://www.academia.edu/9110034/ILLEGAL_LOGGING_PEMANFAATAN_ALAM_YANG_BERDAMPAK_PADA_GLOBAL_WARMING
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/dampak-penebangan-hutan-secara-liar
http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42163588
https://www.youtube.com/watch?v=Y2dj8CgzV9A
Komentar
Posting Komentar